Perlambang Pohon Kepuh Yang Ambruk di Makam Kyai Ageng Pengging dalam Filosofy Jawa
![]() |
Pohon Kepuh besar yang ambruk di makam Kyai Ageng Pengging Jateng. |
Boyolali 2 September 2024. Prapanca.world. Dalam ungkapan bahasa Jawa, "Perlambange Wit Kepuh Kang Ambruk" ditempat sakral pula, itu bisa diartikan Wit atau pohon adalah lambang Asal dari kehidupan, atau secara harfiahnya lambang penguasa, Ambruk berarti runtuh apalagi pohon yang ambruk beserta akarnya diusia tua itu berarti pranatan dari penguasa yang sudah rapuh, rentan dan tidak sesuai lagi dengan jaman.
Sudah saatnya melakukan pembenahan dengan pranatan baru karena rapuhnya atau rusaknya organ organ pada pohon yang sudah tua maka penataan ulang pada peradaban baru karena rusaknya sendi tata kehidupan yang sudah banyak kerusakan terutama berkaitan dengan moral dan budi pekerti dalam masyarakat.
Semua berkaitan dengan sistem didalam pemerintahan atau pun adat budaya dari pola hidup,pola adab masyarakatnya.Banyak penguasa yang selama ini mengingkari janji sebagai pengayom masyarakat, tetapi malah mencari keuntungan pribadi diatas penderitaan rakyat. Sementara masyarakat sudah kehilangan jati diri sudah banyak yang tidak ingat pada karakter adiluhung bangsa sendiri.
![]() |
Nampak Totok Widhiarto Prapnca Madiun |
Kepuh yamg artinya Kapitayan, keyakinan dari para penguasa dan masyarakat yang rapuh karena fondasi akar yang tidak bisa lagi bisa dijadikan pegangan atau panutan.Banyak iman yang tergadaikan dengan kemilaunya kemewahan, "Nyingkur mring bebener kang sejati lan hakiki" atau mengingkari kebenaran yang sejati dan hakiki dalam menerapkan perilaku kehidupan sebagai makhluk hidup sesuai tugasnya masing masing yang diciptakan untuk menjaga keselarasan di bumi khususnya Ibu Pertiwi.
Sudah saatnya Jalma Tan Kinira napa yang artinya Dzat yang tidak bisa dinalar sedamg mencari tempatnya atau wadahnya. Jalma Wiji Sejati agar menjalankan dharmanya dalam Memayu Hayuning Bhawono, menggapai kejayaan nagari gemah repah loh jinawi.