Nyinyir dan Sinisme, Fenomena Gerakan Bangkitnya Perempuan Bersanggul Nusantara di Negri Ini.
![]() |
Fenomena Bangkitnya Gerakan Perempuan Bersanggul di Nusantara Membuat Gerah Tetangga Sebelah. |
Mojokerto 16 November 2024. Prapanca.world.Dengan mudahnya informasi dari konten medsos yang marak terjadi dimasyarakat saat ini adalah adu kekuatan dalam bentuk apapun, membuat gerakan budaya atau non budaya menurut sudut pandang masing masing kelompok dan golongan, dengan atribut khas agar nampak gumelar gegap gempita dan mayoritas. Dan yang minoritas pun punya semangat untuk bangkit menerobos celah celah yang semampunya bisa dilewatinya.
Ketika busana Kebaya dan sanggul yang merupakan khas dari busana dengan segala atribut kelengkapan perempuan Nusantara dengan ke aneka ragamannya mulai menggeliat bangkit kembali dicintai dan dikenakan lagi diberbagai kesempatan, maka yang terjadi adalah hiruk pikuk suara sumbang dan falls digulirkan untuk mempengaruhi dan menghambat lajunya gerakan adat, tradisi dan seni budaya kembali pada jatidiri bangsa.
Ulasan ini adalah mengamati situasi dan kondisi yang terjadi merata diseluruh negri, contohnya yang paling bisa dilihat langsung dengan mudah adalah, saat ini di berbagai acara besar atau kecil yamg bersifat masal, bisa kita perhatikan berapa banyak perempuan yang rambutnya diurai, dikepang, dikuncir, dijepit atau disanggul yang paling sederhana saja atau sanggul se hari hari apa lagi dihias dengan tusuk konde??? Paling umum yang bisa kita lihat adalah bila kita menonton gelar Wayang Kulit, nampaklah para sinden dengan kebaya dan sanggul duduk berjajar memunculkan keanggunan dan kecantikan putri Ibu Pertiwi atau hajatan pengantin yang bernuansa tradisional.
Yang paling miris ketika perempuan bersanggul berdandan lewat didepan tetangga yang sedamg nongkrong, yang biasa menjadi candaan adalah kalimat seperti ini, Heei arep karnaval tah arep nyinden nyang ngendi kuwi, atau Hei ati ati mlakune alon alon ntar sanggule mencolot, dan masih banyak kalimat candaan yang lain, belum lagi komentar sinis dan nyinyir karena bersanggul dan rambut tidak tertutup.adalah dosa.
Naah yang menyedihkan adalah komentar seperti itu muncul dari nyinyiran para perempuan juga, yang tidak pernah sadar bahwa telah terjadi penjajahan budaya di negri ini secara besar besaran yang terencana dan tersistem menjadikan arogansi kelompok atau arogansi golongan. Miris kan???Ra sadar yo kebangeten.