Perempuan Bertusuk Konde Sebagai Cermin dan Benteng Budaya Bangsa.

Bersanggul dan Tusuk Konde masih bisa tetap aktif dan kreatif.

Mojokerto 7 Januari 2025. Prapanca.world. Selama ini kita bisa lihat ketika dunia melihat perempuan dengan busana dengan atribut sanggul dan tusuk konde selalu yang tersirat dan terucap adalah wooow dari Thailand, Vietnam atau Laos bahkan langsung terbayang film China klasik. 

Kalau jaman dahulu ketika sanggul dan tusuk konde dikenakan Ibu Negara maka seluruh dunia tau kalau itu dari Indonesia. Jaman telah berubah dan nilai nilai budaya pun terjadi pergeseran sesuai trend jaman, meski tidak seharusnya kekayaan budaya negri ini harus dipinggirkan oleh anak negri sendiri, bukankah masih bisa di modifikasi sesuai situasi dan tempatnya.

Kuno, klasik dan antik itu mahal dan sangat bernilai bila kita sendiri yang mampu menempatkan diri sesuai moment agar setiap mata memandang disitulah menjadi cermin yang berkarakter dan jati diri budaya suatu bangsa.

Bila bukan kita sendiri yang melindungi adat, tradisi dan budaya warisan leluhur bangsa sendiri, lantas akankah kita ingin gigit jari ketika hal itu diklaim oleh negara lain? Kalau sudah terjadi barulah kita koar koar seperti yang sudah sering terjadi selama ini. Miris banget gitu looh!

Dengan kita melestarikan dan mempertahankan keberadaan busana adat dengan segala atributnya dan menjaga keasliannya maka gerakan kembali mengenakan sanggul dan tusuk konde dalam setiap kesempatan berkegiatan sangatlah penting. 

Dengan mengenakannya tidak juga menghalangi para perempuan tangguh tapi cantik, anggun dan klasik tetap mampu bergerak dan berkarya sesuai kemampuan dan bidang masing masing. Itulah gerak nyata  para perempuan Nusantara dalam menjaga peradaban dan budaya bangsa nan Agung ini. Salam Cinta Negri.