Group Keroncong Rewo Rewo Keren! Prestasi Seniman Yang Membumi Dari Lereng Tidar.
![]() |
Personil group Keroncong Rewo Rewo foto bareng sebelum perfom panggung.Magelang,7/3/2025. |
Magelang 10 Maret 2025. Prapanca.world. Pepatah yang mengatakan apa yang nampak tidak seperti yang terlihat, itu benar dan nyata. Sekumpulan musisi jalanan yang terbilang sukses dan awet adalah Group Keroncong Rewo Rewo dari Magelang. Berawal dari pelaku seni dalam hal ini musik, para pemusik jalanan ini mengamen di daerah pantai Parang Tritis Bantul Jogjakarta, yang kebetulan personil berambut gondrong semua.
Saat itu ada pengunjung yang menyukai permainan musik mereka yang kompak dengan penampilan unik bak rocker kelas dunia, yang menjadikannya unik adalah yang dimainkannya lagu lagu keroncong tetapi pemusik gondrong eksentrik. Para pengunjung sering menyebut kelompok musisi jalanan itu group Rewo Rewo dan tetap populer sampai sekarang, dan personil saat ini adalah generasi ke tiga dari group Keroncong tersebut yang didirikan pada tahun 1989 nan.
Pendiri awal adalah Mochroji atau lebih populer dengan panggilan Mbah Blandong, yang sudah wafat di tahun 2021,kemudian musisi seangkatan Mbah Blandong yaitu Sutardi (pemegang alat musik Cuk) yang meninggal di tahun 2023 dan Mbah Lilik atau yang punya nama asli Riyanta pemain Saxophone meninggal di tahun 2023.Fondasi kebersamaan, kerukunan, kesetiaan dan menjaga harmonisasi merupakan ikatan emosi yang mempeerat tali silahturakhim antar musisi meski beda generasi, tetapi diterapkan dalam personil group hingga lestari sampai saat ini.
Nama nama personil generasi ke tiga ini adalah:Aris Purwanto (Fluit), Ageng Prass(Cello), Hemawan M. M. (Biola), Topo(Cuk), Singgih P. (Bass), Hamam(Cak), Sugeng Sugito/Abah Kun( Gitar melody), sedang untuk vokalis putri,:Sri Wahyuni dan Dewi Yulyanti, vokalis putra Tri Handoko. Yang pada tahun 2024 Rewo Rewo sempat perfom di Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia Jakarta Pusat.
Meski banyak prestasi yang diraih Rewo Rewo lebih bangga disebut pejuang dan pegiat seni sejati, mengutamakan kualitas daripada kwantitas dalam bermusik. Dan sejak wafatnya Mbah Blandong bascam Rewo Rewo dari Tidar Krajan dipindahkan ke Kampung Tulung Magelang,tutur Ageng Prass.