Berjuang Melawan Lupa! Leluhur Negri Sendiri Yang Terabaikan.
![]() |
Berjuang Melawan Lupa! Leluhur Negri Sendiri Yang Terabaikan. |
Mojokerto 5 Maret 2025.Prapanca.world. Pernahkah mengalaminya? Tentu, sudah terjadi ber abad abad dan sedang terjadi di negri tercinta ini. Pertanyaannya kenapa? Yaa bukan suatu kebetulan karena sudah menjadi scenario panjang sejak jaman Majapahit kisah itu dimulai.
Sebuah kerajaan adidaya yang disegani dunia dan menjadi kerajaan imperium yang menguasai 2/3 muka bumi ini harus beransur runtuh karena intrik dan perebutan kekuasaan dari dalam trah petinggi kerajaan dan mulai banyaknya keinginan lepas dari kedatuan kedatuan kecil yang tergabung diluar Majapahit sendiri.
Mungkin tidak banyak yang tahu persis apa yang terjadi sebenarnya, karena sejarah itu ditulis dari sudut pandang pemgang kekuasaan pada jamannya, sementara kisah kelam dari pihak yang kalah tentu saja ditulis menjadi sejarah yang sengaja disembunyikan menjadi misteri turun temurun hanya menjadi kisah tutur tinular sahaja.
Pemenang dari sejarah membiaskan euforianya dengan gagah gemilang dengan kisah heroiknya seolah tanpa cacat, sementara yang termarginalkan hanya bisa diam sambil menyusun kekuatan untuk mampu menggeliat bangkit dari kehancurannya.
Di negri ini yang disebut Nusantara sangat mempercayai apa yang namanya Cakramanggilingan, rotasi kejadian yang akan terus berulang sesuai dengan trend jaman. Kehadiran sesuatu yang baru dari negri lain yang masuk dan mempengaruhi pola pikir, pola perilaku dan pola berkeyakinan tentu membawa perubahan besar pada karakter dan perilaku yang bisa dikatakan jauh dari ajaran leluhur Nusantara yang berbudi pekerti dan adiluhung.
Dengan pola yang sengaja untuk menghancurkan bukti peradaban, memutuskan sejarah leluhur bangsa dan adu domba agama sudah menjadi bukti kuat bahwa scenario panjang yang sudah direncanakan oleh mereka yang punya kepentingan ingin menguasai negri bisa dikatakan berhasil yaah berhasil memporak porandakan keyakinan, kepercayaan asli dari masyarakat di bumi Nusantara ini.
Bisa dikatakan secara sadar melakukan penindasan disegala lini kehidupan bermasyarakat dengan cara halus dan dogtrin ancaman fatamorgana yang memabukkan, yang sangat tidak sesuai dengan perilaku dan kepribadian karakter asli bangsa Nusantara yang sudah berTuhan sejak lahir meski tanpa buku.
Mirisnya penggiringan opini untuk menindas keyakinan asli pribumi malah semakin menjadi jadi bahkan mereka para tamu tak diundang itu semakin berani menghujat, memfitnah dan menantang perang, tanpa punya rasa malu mereka berpijak ditanah siapa. Bersyukurnya kesadaran bangsa ini sangat cepat terusik nyalinya ketika sudah kondisi kepepet dan terhina harga diri bangsa dan negrinya. Bangkitnya kesadaran melawan lupa pada cinta negri dan leluhurnya memang harus ada pemantik dan pemicunya.
Leluhur agung Nusantara bukan leluhur bangsa yang bisa dipandang remeh, darah para kasatriya nagari mendidih bangun dari tidur panjangnya, bangkit bela pati pada negri dan bangsanya.Kita harus tetap ingat Tanah Pusaka itu adalah Negri kita Nusantara yang disebut juga Ibu Pertiwi. Salam Cinta Anak Negri.
Dewi Kushmanda.